Laman

Sabtu, 29 September 2018

Tren Urbanisasi dan Perkembangan Perkotaan di Indonesia
(Febry Abdul Fitri / 1525010179)

Pengertian Urbanisasi


Urbanisasi merupakan salah satu bagian dari proses mobilitas penduduk yang menarik untuk diperbincangkan selain fertilitas dan mortalitas. Ketiga komponen ini selalu bekerja dalam setiap proses penduduk. urbanisasi sudah umum diketahui oleh mereka yang banyak bergelut di bidang kependudukan, khususnya mobilitas penduduk. Namun demikian, mereka yang awam dengan ilmu kependudukan sering kali kurang tepat dalam memakai istilah tersebut.Urbanisasi yang sesungguhnya adalah proporsi penduduk yang tinggal di perkotaan (urban area). Perkotaan (urban area) tidak sama dengan kota (city). Yang dimaksud dengan perkotaan (urban) adalah daerah atau wilayah yang memenuhi tiga persyaratan, yaitu sebagai berikut :
1.      Kepadatan penduduk 5000 orang atau lebih per km persegi.
2.      Jumlah rumah tangga yang bekerja di sektor pertanian sebesar 25 % atau kurang.
3.      Memiliki 8 atau lebih jenis fasilitas perkotaan.
Dalam pengertian yang sesungguhnya, urbanisasi berarti persentase penduduk yang tinggal di daerah perkotaan. Sedangkan mereka yang awam dengan ilmu kependudukan seringkali mendefinisikan urbanisasi sebagai perpindahan penduduk dari desa ke kota. Padahal perpindahan penduduk dari desa ke kota hanya salah satu penyebab proses urbanisasi, di samping penyebab-penyebab lain seperti pertumbuhan alamiah penduduk perkotaan, perluasan wilayah, maupun perubahan status wilayah dari daerah pedesaan menjadi daerah perkotaan, dan semacamnya itu.

Perkembangan urbanisasi

Di masa mendatang, para ahli kependudukan memperkirakan bahwa proses urbanisasi di Indonesia akan lebih banyak disebabkan migrasi desa-kota. Perkiraan ini didasarkan pada makin rendahnya pertumbuhan alamiah penduduk di daerah perkotaan, relatif lambannya perubahan status dari daerah pedesaan menjadi daerah perkotaan, serta relatif kuatnya kebijaksanaan ekonomi dan pembangunan yang “urban bias”, sehingga memperbesar daya tarik daerah perkotaan bagi penduduk yang tinggal di daerah pedesaan . Itulah sebabnya di masa mendatang, isu urbanisasi dan mobilitas atau migrasi penduduk menjadi sulit untuk dipisahkan dan akan menjadi isu yang penting dalam kebijaksanaan kependudukan di Indonesia. Secara lebih luas akan sangat mengganggu pertumbuhan kota-kota kecil dan menengah terutama di luar Jawa, pertumbuhan akan berjalan lambat dan semakin mengalami ketertinggalan. Secara fisik hal ini ditunjukkan oleh :
1.      meluasnya wilayah perkotaan karena pesatnya perkembangan dan meluasnya fringe area terutama di kota-kota besar dan metropolitan
2.      meluasnya perkembangan fisik perkotaan di kawasan sub-urban yang telah mengintegrasi kota-kota yang lebih kecil disekitar kota intinya dan membentuk konurbasi yang tidak terkendali
3.      meningkatnya jumlah desa-kota
4.      terjadinya reklasifikasi (perubahan daerah rural menjadi daerah urban, terutama di Jawa)
5.      kecenderungan pertumbuhan penduduk kota inti di kawasan metropolitan menurun dan sebaliknya di daerah sekitarnya mengalami peningkatan (proses pengkotaan pada kawasan pedesaan).
Kondisi perkotaan yang semakin tidak terkendali akibat adanya urbanisasi yang berlebih, telah menimbulkan berbagai masalah baru seperti meningkatnya kriminalitas akibat kemiskinan, pengangguran besar-besaran, bertambahnya pemukiman kumuh, dan lain sebagainya. Oleh karena itu, urbanisasi akan dlihat sebagai faktor penentu bagai sebuah kota dapat berkembang baik secara fisik, maupun secara sosial. Dengan begitu, bentuk atau pengertian dari urbanisasi itu dapat dilihat dengan lebih jelas juga akibat dampak yang ditimbulkannya terhadap kehidupan di kota.

Dampak Urbanisasi Bagi Perkembangan Kota Di Indonesia

Meningkatnya proses urbanisasi tidak terlepas dari kebijaksanaan pembangunan perkotaan, khususnya pembangunan ekonomi yang dikembangkan oleh pemerintah. Sebagaimana diketahui peningkatan jumlah penduduk akan berkorelasi positif dengan meningkatnya urbanisasi di suatu wilayah. Ada kecenderungan bahwa aktivitas perekonomian akan terpusat pada suatu area yang memiliki tingkat konsentrasi penduduk yang cukup tinggi. Hubungan positif antara konsentrasi penduduk dengan aktivitas kegiatan ekonomi ini akan menyebabkan makin membesarnya area konsentrasi penduduk, sehingga menimbulkan apa yang dikenal dengan nama daerah perkotaan.
Dampak yang ditimbulkan proses urbanisasi bagi kota :
·         Lahan terbagun vs lahan hijau/terbuka.
Perkembangan kota besar yang semakin meningkat menimbulkan beberapa permasalahan, terutama dalam hal kebutuan perumahan dan transportasi. Pembangunan perumahan baik oleh pemerintah maupun swasta berdampak pada meningkatnya intensitas lahan terbangun, bahkan lahan konservasi juga dijadikan sebagai perluasan permukiman kota. Intensitas lahan terbangun yang terus meningkat menyebabkan sulit dijumpainya lahan hijau/terbuka yang berfungsi sebagai ruang publik.
·         Sebaran failitas perkotaan
Efek yang timbul akibat pemanfaatan ruang yang berkaitan dengan persebaran fasilitas kota, cenderung mengindikasikan adanya pemusatan aktivitas di beberapa kawasan. Dampak bangkitan yang muncul adalah terakumulasinya aktivitas transportasi ke pusat kota yang semakin padat. Fenomena ini adalah bukti nyata tidak terkendalinya aktivitas transportasi kota dengan baik.
·         Jaringan transportasi dan pola pergerakan ke pusat kota
Jaringan transportasi dan pola pergerakan ke pusat kota Jakarta dari kawasan suburban dan atau kota-kota di luar Jakarta memicu adanya penyesuaian, perbaikan, dan penambahan jalan dan moda angkutan baru.

Kondisi Ruang Terbuka Hijau


Kebun Raya Bogor salah satu RTH di Bogor
 
Pertambahan jumlah penduduk tersebut mengakibatkan terjadinya densifikasi penduduk dan permukiman yang cepat dan tidak terkendali di bagian kota. Hal tersebut menyebabkan kebutuhan ruang meningkat untuk mengakomodasi kepentingannya. Semakin meningkatnya permintaan akan ruang khususnya untuk permukiman dan lahan terbangun berdampak kepada semakin merosotnya kualitas lingkungan. Rencana Tata Ruang yang telah dibuat tidak mampu mencegah alih fungsi lahan di perkotaan sehingga keberadaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) semakin terancam dan kota semakin tidak nyaman untuk beraktivitas.
Perkembangan fisik ruang kota sangat dipengaruhi oleh urbanisasi. Perkembangan urbanisasi di Indonesia dapat diamati dari 3 (tiga) aspek : pertama, jumlah penduduk yang tinggal di kawasan perkotaan (kini mencapai 120 juta dari total 230 juta jiwa); kedua, sebaran penduduk yang tidak merata (hampir 70% di Jawa dengan 125 juta jiwa dan di Sumatera dengan 45 juta jiwa); serta, ketiga, laju urbanisasi yang tinggi, dimana kota-kota metropolitan, seperti: Jakarta, Surabaya, Medan, Palembang, dan Makassar
Kecenderungan terjadinya penurunan kuantitas ruang publik, terutama RTH pada 30 tahun terakhir sangat signifikan. Di kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Medan, dan Bandung, luasan RTH telah berkurang dari 35% pada awal tahun 1970-an menjadi 10% pada saat ini. Ruang terbuka hijau yang ada sebagian besar telah dikonversi menjadi infrastruktur perkotaan dan kawasan permukiman baru.

Tren Tingkat Urbanisasi di Indonesia

Tren perkembangan penduduk daerah perkotaan di Indonesia menurut provinsi juga telah diproyeksikan oleh BPS, dengan membuat asumsi untuk ketiga faktor, yaitu faktor pertumbuhan alami penduduk daerah perkotaan, migrasi dari daerah perdesaan ke daerah perkotaan, dan reklasifikasi desa perdesaan menjadi desa perkotaan, tetapi berdasarkan perbedaan laju pertumbuhan penduduk daerah perkotaan dan daerah perdesaan.

Tabel 2 menunjukkan bahwa sekalipun terjadi peningkatan jumlah penduduk, tetapi pada daerah-daerah tertentu terjadi pertumbuhan negatif. Tingginya tingkat urban tidak dengan otomatis menaikkan pertumbuhan penduduk di kota.
Urbanisasi menjadi fenomena yang kuat di negara-negara berkembang termasuk Indonesia Kota besar dan pusat-pusat industri menjadi tujuan kaum muda untuk mencari pekerjaan. Fenomena ini berkaitan dengan daya tarik petumbuhan ekonomi yang pesat dan lapangan pekerjaan yang terbuka dengan dibangunnya industri dan jasa di perkotaan. Faktor daya tarik kota lainnya adalah tersedianya sarana pendidikan yang lebih tinggi, kehidupan modern yang menyenangkan dan beragamnya fasilitas hiburan. Kehidupan kota menimbulkan mimpi tentang kemajuan dan kesejahteraan bagi kalangan muda untuk mengadu nasib. Faktor daya dorong urbanisasi berkaitan dengan involusi pertanian di pedesaan Jawa dan perubahan pada sektor pertanian akibat modernisasi. Lapangan kerja di pedesaan mulai menyempit dan pekerjaan ini tidak lagi menarik bagi kaum muda.

Kesimpulan

Masalah urbanisasi yang dihadapi Indonesia saat ini yaitu pertumbuhan konsentrasi penduduk yang tinggi. Lebih buruk lagi, hal ini tidak diikuti dengan kecepatan yang sebanding dengan perkembangan industrialisasi. Masalah ini akhirnya menimbulkan fenomena yaitu urbanisasi berlebih. Adanya urbanisasi yang berlebih ini telah menimbulkan berbagai masalah di Indonesia. Tidak hanya menimbulkan masalah di kota yang dituju namun juga menimbulkan masalah di desa yang ditinggalkan. Masalah yang terjadi kota antara lain yaitu meningkatnya angka kemiskinan sehingga pemukiman kumuhnya juga meningkat, peningkatan urban crime dan masih banyak masalah lain. Di desa juga akan timbul masalah diantaranya yakni berkurangnya sumber daya manusia karena penduduknya telah pergi ke kota, desa akhirnya tidak mengalami perkembangan yang nyata.
Kondisi perkotaan yang semakin tidak terkendali akibat adanya urbanisasi yang berlebih, telah menimbulkan berbagai masalah baru seperti meningkatnya kriminalitas akibat kemiskinan, pengangguran besar-besaran, bertambahnya pemukiman kumuh, dan lain sebagainya. Oleh karena itu, urbanisasi akan dlihat sebagai faktor penentu bagai sebuah kota dapat berkembang baik secara fisik, maupun secara sosial. Dengan begitu, bentuk atau pengertian dari urbanisasi itu dapat dilihat dengan lebih jelas juga akibat/dampak yang ditimbulkannya terhadap kehidupan di kota.
Dampak urbanisasi bagi perkembangan kota yaitu :
·         Lahan terbangun vs lahan hijau/terbuka
·         Sebaran fasilitas perkotaan

·         Jaringan transportasi dan pola pergerakan ke pusat kota

Tidak ada komentar:

Posting Komentar